Rabu, 04 Juli 2012

Si pipi Peot


Si pipi Peot
Hal yang paling mudah ku rindukan adalah setitik anugerah Tuhan yang ada di sepasang bagian pipi ny, itu membuat aku tergila gila padanya,
Wanita manja ku,,
Tubuhnya semampai sangat tinggi, sangat manja sekali,
Tubuhnya tak begitu gempal,, tidak seperti tubuhku yang tertimbun lemah di sekitar perut dan paha ku,,
Saat aku duduk bersamanya, sering kali aku memandangi nya hanya untuk sekedar menyaksikan saat si titik pipi itu menyertai gelegar tawanya,,ohh,,,, wanita yang di anugerahkan Tuhan pada ku,,
Wanita itu,,
Waita yang meyisakan tangis dalam ubun ubunku, meyisakan kenangan indah yang semakin pahit jika ku urungkan lama di dalam kepala ku,,
Dahulu yang sangat indah, nian indah.
***************
Perbincangan kami selalu menarik dan manis, yah,,kami yang dahulu. Masih seperti radit dan jani di awal cerita mereka menerka nerka dan merapikan segala kasih sayang dan cinta mereka, hingga hal yang katanya sewajarnya ia meninggalkan jani untuk sekedar “membahagiakan nya”,,
Sebenarnya apakah jani semakin bahagia tanpa radit? Apakah ia akan menjadi sangat kokoh menjalani semua nya tanpa lelaki nya itu??
 Jani yang seolah yakin akan cinta mereka, menyakinkan semua para hati yang mendesak igin keluar dari siksa sakit cinta radit, meyakinkan diri sendiri walau rasanya perih, keruh tersakiti. Tapi, mungkin wanita jani akan lebih bahagia jika dengan kepergian radit.
Mungkin,, mungkin saja,, mungkin semua manusia menerka yang baik mereka kira, perpisahan adalah hal baik yang terkadang manusia lakukan hanya untuk semata mata untuk kata “lebih baik”
Inilah wanitaku yang semakin baik aku terima kepergian mu, semakin hari semakin kuatlah hatiku menyakikan hal yang dapat ku terka nantinya akan baik juga untuk hidup ku. Melupakan mu itu bukan yang kulakukan, meniggalkan mu pun bahkan tidak ku lakukan, tapi menerka kemungkinan takdir ini yang memisahkan sayang ku, itu yang ku lakukan,,,

1 komentar: